Umbul Mantra Nusantara Untuk Kedamaian Dunia Dan Suksesnya Pelantikan Presiden/Wapres RI 2024 Serta Pilkada Serentak 2024 Di Bali


BALI.KOMINFO.CO.ID #
Denpasar - Bali || Bertepatan dengan Purnama Kapat pada Kamis, 17 Oktober 2024, DPD Himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME (HPK) Provinsi Bali, mengadakan kegiatan bertajuk "Umbul Mantra Nusantara" yang dihadiri oleh Penganut Penghayat Kepercayaan dan Tokoh Lintas Agama.

Kegiatan yang dimulai sekitar pukul 20.17 WITA ini berlangsung secara khidmat dibawah sinar rembulan yang memancarkan keindahannya.

"Acara Umbul Mantra atau Doa Bersama ini merupakan program kerja rutin DPD HPK Bali, sebagai organisasi induk penghimpun kaum penghayat baik itu secara perorangan maupun kelompok/organisasi, karena sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-XIV/2016 tentang yudicial review Undang-Undang Administrasi Kependudukan, maka kaum penghayat telah mempunyai "legal standing" yang sama dengan para saudaranya dari 6 agama lain (Islam,Kristen,Katolik,Protestan, dan Konghucu)" ucap Romo Basilius Budi Dharma Ketua HPK Bali, saat ditemui awak media disela kesibukannya memimpin acara.

Romo Budi demikian panggilan akrabnya menyampaikan bahwa "Sudah saatnya kaum penghayat sebagai bagian dari anak bangsa, dan pewaris agama asli Nusantara, bangkit bersama dengan saudaranya dari 6 agama lainnya untuk bersama sama membangun bangsa dan negara ini, khususnya dalam bidang Kebudayaan dan Kebangsaan" tuturnya.

Doa Lintas Agama atau Umbul Mantra Nusantara yang dibuka dengan pembakaran gondo arum (kemenyan red) oleh Ketua Padepokan Rumah Insani Nuswantoro Romo Ainul Karim,  kemudian dilanjutkan doa secara bergantian oleh Tokoh Pemuka Agama Islam (Gus Yoyok, Lesbumi Nahdlatul Ulama Bali), Kristen (Pendeta Andreas Hendry, Gereja Miracle Center), Budha (Romo Pandita Effendy Halim, MAHASI Bali), Konghucu (Wenshi Tjan Putu Santiro), dan Penghayat (Bopo Bambang C.Wijaya, HPK Bali).

Selesai kegiatan Umbul Mantra Nusantara, prosesi dilanjutkan dengan penampilan apik seni Tarawangsa dari tatar Pasundan yang ditampilkan oleh KARUHUN. Sebuah kelompok spiritual seni yang digawangi oleh Kang Gungun Permana. Seniman yang juga seorang luthier (pencipta alat musik) bernama Kotamo ini menyampaikan "Tarawangsa tidak hanya sebagai sebuah penampilan instrumen seni yang sederhana saja, akan tetapi Tarawangsa merupakan sebuah ritus penghormatan kepada leluhur bahkan penyembahan kepada Tuhan pencipta Alam Semesta, karena didalam menampilkannya terdapat vibrasi doa, dan juga ucapan syukur yang termanifestasikan dalam sesajen dalam penampilan tarawangsa" pungkasnya.

Kegiatan ini dihadiri sekitar 60 peserta dari berbagai lintas organisasi etnis spiritual dan budaya diantaranya Ketua Ikatan Keluarga Batak Bali Pontas Simamora didampingi Sekjen Vidi Simanjuntak, Antoni dari Padepokan MAS, Krish Besut dari Padepokan Sabda Tabanan, perwakilan PSJK Nusantara, bahkan juga dihadiri penganut penghayat dari Lahat, Sumatera Selatan yang tergabung dalam organisasai Eling Nusantara.

Prosesi yang diakhiri pada pukul 22.00 WITA ini, juga diatensi dan dihadiri oleh Subdit V Direktorat Intelkam Polda Bali, yang diwakili oleh Kanit Unit IV Iptu Harun Budianto bersama jajarannya. Pada kesempatan yang diberikan, perwira polisi yang cukup lama berdinas di Timor Timur ini menyampaikan, agar "Sinergitas antara Kepolisian dengan umat Penghayat hendaknya senantiasa terjalin secara solid dan berkesinambungan, karena Kepolisian tanpa hubungan yang baik ke masyarakat (umat Penghayat), niscaya akan sulit untuk mewujudkan keamanan " terangnya di sela acara.

Tepat pukul 23.00 WITA kegiatan Umbul Mantra Nusantara ditutup dengan foto dan ikrar bersama demi Sukses dan Lancarnya gelaran Pilgub Bali dan Pilkada serentak di Bali 2024.
(kont.hbs).