ATASI KRISIS IKLIM RELAWAN PMI SULAP 27 KILOGRAM SAMPAH PLASTIK JADI ECOBRICK


BALI.KOMINFO.CO.ID##
Denpasar-Bali || Sampah plastik menjadi isu yang sangat diperhatikan dan tidak boleh dianggap remeh. Seperti yang diketahui sampah plastik merupakan salah satu penyebab perubahan iklim yang apabila semakin banyak dihasilkan akan mengakibatkan krisis iklim seperti peningkatan suhu, cuaca yang tidak menentu dan bencana hidrometrologi lainnya.  Penanggulangan sampah plastik perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya krisis iklim serta menjaga kehidupan Bali dan Indonesia mengingat Bali juga merupakan representasi Indonesia dimata dunia.  Permasalahan sampah plastik tersendiri telah menjadi atensi Pemerintah dengan dikeluarkannnya Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. 

PMI Provinsi Bali juga ikut andil dalam menanggulangi permasalahan sampah plastik di wilayah Provinsi Bali. salah satunya dengan pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kader Ecobrick Bagi Relawan PMI yang dilaksanakan 5-6 agustus 2024 di Markas PMI Provinsi Bali, Jl. Imam Bonjol - Denpasar.  Bimtek yang dilaksanakan merupakan realisasi dari program IFRC Limitless Youth Innovation Acadamy 2024 ini telah melatih 15 relawan PMI dan menghadirkan Fasilitator Training of Trainer (TOT) Ecobrick I Kadek Bramdhika Ada. Dalam kesmepatan ini, Selain teori para kader Ecobrick juga mempraktikan cara pembuatan Ecobrick sesuai dengan ketentuan dari Global Ecobrick Alliance (GEA). Sumber sampah plastik dalam pembuatan Ecobrick ini berasal dari Sampah yang dikumpulkan saat pelaksanaan Kampanye Hijau PMI Provinsi Bali serta dari Bank sampah yang ada di bali. 

Proyek ini diinisiasi oleh I Putu Andi Wahyudiatmika selaku relawan PMI. Andi mengatakan Ecobrick adalah alternatif untuk menanggulangi sampah yang ada di Bali. Sampah plastik yang diolah menjadi Ecobrick juga memiliki manfaat dan ramah lingkungan. ”Jadi Ecobrick ini terbuat dari sampah plastik yang dicacah dan dimasukan ke dalam botol hingga padat. Nantinya botol ini bisa menjadi pengganti bata konvensional, bahan meja, kursi dan bahan kreasi lainnya. Dan pada pembuatan meja dan kursi kali ini diperlukan lebih dari 27 killogram sampah plastik untuk di manfaatkan menjadi Ecobrick dengan ukuran 600 ml sebanyak 96 botol dan 1,5 liter sebanyak 16 botol“ imbuhnya. 

Untuk membuat Ecobrick, sampah plastik yang digunakan harus dipilah sesuai dengan jenisnya kemudian dilanjutkan dengan proses pembersihan dan pengeringan. Ecobrick yang disusun menjadi sebuah modular yang terdiri dari satu meja dan dua kursi. Untuk meja di desain dengan sistem bongkar pasang sehingga lebih praktis, dan untuk kursinya memiliki daya topang mencapai sekitar 120 kg. 

Meski sempat mengalami kendala diawal dalam membuat Ecobrick, para peserta tetap antusias dan semangat mengikuti kegiatan hingga selesai. Merekapun akhirnya berhasil membuat sebuah modular berkat kerjasama seluruh tim.  Modular ini kemudian diserahkan secara langsung pada ketua PMI Provinsi Bali dalam acara peringatan rangkaian Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan PMI Provinsi Bali pada Jumat, 09 Agustus 2024 di PMI Provinsi Bali Center. 

I Gusti Bagus Alit Putra selaku ketua PMI Provinsi Bali sangat mengapresiasi dan bangga dengan hasil kerja keras seluruh tim yang bertugas. “Saya berharap para relawan tetap semangat dan terus belajar mengembangkan inovasi lainnya untuk peningkatan kapasitas diri dan organisasi PMI” Imbuhnya paska menerima modular yang dihasilkan dalam kegiatan Bimtek Ecobrick.