Bersama GERKATIN Kota Denpasar PMI se-Bali perdalam ketrampilan Bahasa Isyarat


BALIKOMINFO.CO.ID##
Denpasar-Bali || Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi personil PMI dan stakeholder terkait, sejak tanggal 26 Juni 2024 PMI Provinsi Bali melaksanakan kegiatan Pelatihan Bahasa Isyarat yang bertempat di Hotel Puri Ayu, Jl. PB Sudirman – Denpasar. Memasuki kegiatan pada hari ke-3, peserta pelatihan berkesempatan memperdalam pengetahuan dan ketrampilannya bersama dengan 4 orang perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Kota Denpasar.

Dalam kesempatan ini, selain mempraktekkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah didapatkan pada sesi sebelumnya, 22 orang peserta yang berasal dari Pengurus, staff dan relawan PMI se Bali, BPBD Provinsi Bali, Dinas Sosial Provinsi Bali, Forum Pengurangan Risiko (FPRB) Bali serta Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Bali berkesempatan belajar lebih dalam terkait Bahasa isyarat khususnya dalam berkomunikasi dengan komunitas.

Bapak I Gusti Putu Adi Wira Negara sebagai salah satu perwakilan Gerkatin Kota Denpasar menyampaikan bahwa kegiatan bersama PMI merupakan yang pertama, dan selama proses berbagi pengetahuan dan ketrampilan bersama peserta di rasa menyenangkan, walaupun kadang-kadang peserta lupa terkait apa yang mau disampaikan. Sedangkan perwakilan peserta dari perwakilan PMI Kabupaten Buleleng sdr. Daud Puji Raharjo menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan sangat bagus untuk mengetahui Bahasa isyarat serta belajar langsung dengan teman-teman komunitas dan adik-adik dari SLB. “Harapan saya untuk selanjutnya dapat mengimplementasikan pengetahuan dan ketrampilan yang di dapat jika bertemu dengan penyandang disabilitas tuna rungu baik dalam situasi normal maupun darurat bencana” imbuhnya di sela-sela kegiatan.

Kegiatan Pelatihan Bahasa Isyarat Ini yang melibatkan PMI se-Bali dan stakeholder terkait dilaksanakan dengan tujuan untuk selanjutnya dapat meningkatkan kemampuan komunikasi SDM PMI Se Bali dan Stake Holder, sehingga peserta yang terlibat dalam kegiatan pelatihan dapat menjadi agen perubahan untuk melaksanakan tugas secara maksimal dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.